Kamis, 05 Januari 2012

FENOMENA ULAT BULU


Serangan ulat bulu yang terjadi di berbagai daerah diIndonesia, termasuk di daerah Bekasi, Garut dan Bandung, diiyakini sebagai akibat perubahan iklim yang lembab disamping karena mulai hilangnya pemangsa ulat bulu tersebut.

Perubahan iklim pada temperatur lingkungan menjadi salah satu penyebab populasi ulat bulu yang terus meningkat. Akibat suhu dengan kelembaban tinggi tersebut  dapat memicu lebih cepat reproduksi ulat-ulat tersebut untuk terus berkembang biak dan menghabiskan daun-daun mangga yang ada.
Serangan ulat bulu, seperti yang telah terjadi di kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dan di Kota Bekasi, beberapa saat lalu. Kini juga telah mengancam sentra kebun bibit dan mangga frigga di desa Jarangan, Kecamatan Rejoso, Pasuruan, Jawa Timur. Selain menyebabkan pohon mangga meranggas,masa persiapan bunga hingga panen mangga dipastikan akan tertunda hingga satu musim.
Cara menangani kasus ulat ini, menurut peneliti memang terkesan sulit karena biasanya siklus tersebut  dapat terjadi beberapa waktu sekali. Namun karena fenomena cuaca yang sudah berubah diprediksi akan ada peluang  untuk memperkecil dampaknya melalui  cara memelihara lingkungan setempat dengan baik dan menghidupkan kembali ekosistem pemangsa dan parasitoinya. Jika ekosistem yang bisa mengendalikan kupu-kupu dan ulat yang ada maka ulat akan berkurang. Selain itu, peneliti  juga menganjurkan untuk tidak menggunakan intektisida. Sehingga selain ulat juga akan mematikan serangga serta parasitoid yang ada.
Fenomena ulat bulu yang saat ini terjadi, ternyata pernah dialami pada 1936 lalu. Dampaknya hampir sama yaitu menimbulkan kerugian pada para pemilik kebun mangga di daerah tersebut. fenomena ulat bulu juga pernah terjadi dan menyerang tanaman cabai se-Jawa hingga menjadi layu menguning akibat serangan hama tanaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar