Minggu, 27 April 2014

BAGAIMANA CARA MENGATASI FRAUD (KESALAHAN) DALAM LAPORAN KEUANGAN ???




Istilah fraud terasa agak asing ditelinga kita, maklum karena kata tersebut merupakan bahasa asing. Padahal makna dalam keseharian fraud diartikan sebagai ketidak-jujuran. Dalam terminologi awam fraud lebih ditekankan pada kegiatan penyimpangan prilaku yang yang berkaitan dengan konskuensi hukum, seperti penggelapan, pencurian dengan tipu muslihat, fraud pelaporan keuangan, korupsi, kolusi nepotisme, penyuapan, penyalahgunaan wewenang, dan lain-lain.

Terjemahan bebas tentang fraud dari Webster's New World Dictionary, adalah sebagai berikut

Fraud adalah terminologi umum, yang mencakup beragam makna kecerdikan, akal bulus, tipu daya manusia yang digunakan oleh seseorang, untuk mendapatkan suatu keuntungan di atas orang lain melalui cara penyajian yang salah. Tidak ada aturan baku dan pasti yang dapat digunakan sebagai kata yang lebih untuk memberikan makna lain tentang fraud, kecuali cara melakukan tipu daya, secara tak wajar dan cerdik sehingga orang lain mejadi terperdaya. Satu-satunya yang dapat menjadi batasan tentang fraud adalah biasanya dilakuakn mereka yang tidak jujur/penuh tipu muslimat

                                                                                         

Dengan demikian, secara umum fraud mengandung 3 unsur penting yaitu:

  1. Perbuatan tidak jujur
  2. Niat/Kesengajaan 
  3. Keuntungan yang merugikan orang lain

Fraud tidak sama dengan kesalahan atau kesengajaan. Contoh, jika seorang petugas bafan keuangan melakukan kesalahan dalam mencatat suatu transaksi pengeluaran/pembayaran yang berdampak pada kesalahan penyajian laporan buku kas umumnya, apakah ini fraud?

Belum tentu. Jika kesalahan tersebut terjadi tanpa didasari niat dan tidak ada keuntungan yang diperoleh akibat terjadinya kesalahan, maka kejadian tersebut bukanlah seuatu perbuatan yang dikategorikan fraud.

Tetapi jika pada situasi ini, kesalahan dalam mencatat transaksi pembayaran dilakukan dengan sengaja dan ada tujuan khusus yang hendak dicapai misalnya untuk mempertinggi pengeluaran dengan harapan selisihnya bisa diambil untuk pribadi, maka perbuatan tersebut adalah fraud.


Terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan fraud, yang disebut juga teori GONE, yaitu:

  •  G: Greed (Keserakahan) 
  •  O: Oppoetunity (Kesempatan)
  •  N: Need (Kebutuhan)
  •  E: Exposure (Pengungkapan) 

Faktor Greed dan Need merupakan faktor yang berhubungan dengan individu pelakufraud atau disebut sebagai faktor individu. Keserakahan dan kebutuhan merupakan hal yang bersifat sangat personal sehingga sulit sekali dapat dihilangkan oleh ketentuan perundangan karena jika sudah butuh, ditambah motivasi dan sikap serakah maka orang akan cenderung melanggar ketentuan.



Opportunity dan Esposure merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban perbuatan fraud atau disebut sebagai faktor generik. Adanya kesempatan mendorong seseorang untuk berbuat fraud, dengan pikiran "mungkin lain kali tidak ada kesempatan lagi". Sementara exposure atau pengungkapan berkaitan dengan proses pembelajaran curang karena menganggap sanksi terhadap fraud tergolong ringan.



Contoh Jenis Perusahaan Yang Melakukan FRAUD (Kecurangan)

Nama perusahaan :

·         LEMBAGA KEUANGAN

·         TELEKOMUNIKASI

·         TRANSPORTASI

·         UTILITIES

·         ENERGI



TANDA – TANDA ORANG CURANG  



1.   Tekanan keuangan

2.    Terlibat penyalahgunaan ataupun perjudian

3.    Telibat obat – obatan atau alcohol

4.    Pembelian yang berlebihan atau gaya hidup yang mahal

5.    Keluhan – keluhan yang berlebihan terhadap manajemen atau perusahaan

6.    Transaksasi terhadap pihak yang tidak independen

7.    Peningkatan stress

8.  Tekanan internal termasuk tekanan manajemen untuk memenuhi anggaran

9.    Kerja lembur yang berlebihan dan tidak pernah mengambil cuti 



Pencegahan Kecurangan

Peran utama dari internal auditor sesuai dengan fungsinya dalam pencegahan kecuarangan adalah berupaya untuk menghilangkan atau mengeleminir sebab- sebab timbulnya kecurangan tersebut. Karena pencegahan terhadap akan terjadinya suatu perbuatan curang akan lebih mudah daripada mengatasi bila telah terjadi kecurangan tersebut.



Pada dasarnya kecurangan sering terjadi pada suatu suatu entitas apabila :

a. Pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar dan tidak efektif.

b. Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka.

c. Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan atau ditempatkan dengan tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan yang mengarah tindakan kecurangan.

d. Model manajemen sendiri melakukan kecurangan, tidak efsien dan atau tidak efektif serta tidak taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku..

e. Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan , biasanya masalah keuangan, kebutuhan kesehatan keluarga, gaya hidup yang berlebihan.

f. Industri dimana perusahaan menjadi bagiannya, memiliki sejarah atau tradisi kecurangan.


http://www.iba.web.id/2013/06/pengertian-fraud-dan-faktor-terjadinya.html
                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar