1.        
Rasio Likuiditas
Adalah  menunjukkan  kemampuan suatu  perusahaan 
untuk  memenuhi kewajiban  keuangannya  yang  harus
segera  dipenuhi, atau  kemampuan   perusahaan  untuk
memenuhi  kewajiban  keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal
31).
Rasio  likuiditas  terdiri dari :
A.      Current Ratio
Current  Ratio adalah perbandingan  antara  aktiva
lancar  dan utang  lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).
Rumus  :
Current ratio = (Aktiva Lancar
/ hutang lancar) X 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Current ratio tahun 2010  =
( Rp.14.873.999 / Rp. 12.460.512) x 100%
                                          =
1,193 %
Current ratio tahun 2009  =
( Rp. 14.040.719 / Rp. 13.648.759) x 100%
                                          =
1,028 %
Current 
ratio  menunjukkan  kemampuan  perusahaan  untuk 
membayar  utangnya  yang harus  segera  dipenuhi dengan
mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.
B.      Cash Ratio  (Ratio Immediate Solvency)
Aktiva  perusahaan  yang paling  likuid 
adalah  kas  dan  surat   berharga. Cash 
ratio  menunjukkan  kemampuan  perusahaan  untuk
membayar  utang  jangka  pendek  dengan  kas  dan
surat  berharga  yang dapat   segera  diuangkan. Tidak
terdapat  standar  likuiditas  untuk  cash  ratio
sehingga  penilaiannya  tergantung  pada 
kebijakan   manajemen.
Rumus  :
Cash Ratio = (Aktiva Lancar /
Pinjaman Jangka Pendek) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Cash ratio tahun 2010      =
(Rp. 14.873.999 / Rp. 4.643.808) x 100%
                                          =
3,202 %
Cash ratio tahun 2009      =
(Rp.14.040.719 / Rp.6.021.903) x 100%
                                          =
2,331 %
C.      Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick ratio  merupakan rasio  antara  
aktiva  lancar  sesudah dikurangi  persediaan  dengan 
hutang lancar. Rasio ini  menunjukkan  besarnya  alat 
likuid   yang paling cepat   bisa  digunakan 
untuk melunasi     hutang lancar.  Persediaan 
dianggap aktiva   lancar  yang paling   tidak lancar,
sebab  untuk menjadi    uang tunai  (kas) 
memerlukan  dua  langkah  yakni   menjadi
piutang  terlebih dulu  sebelum menjadi kas.
Rumus :
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar –
Persediaan) / Hutang lancar)) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Quick Ratio tahun 2010    =
((Rp. 14.873.999 – Rp.5.035.658) / 12.460.512)) x 100%
                                          =
0,789 %
Quick Ration tahun 2009  =
((Rp.14.040.719-Rp.6.137.113) / 13.648.759)) x 100%
                                          =
0,57 %
2.        
Ratio Solvabilitas
Solvabilitas  suatu  perusahaan  menunjukkan 
kemampuan  perusahaan  untuk  memenuhi  segala
kewajiban   finansialnya  apabila  sekiranya  
perusahaan  tersebut  pada saat itu  dilikuidasikan (Bambang
Riyanto, 1995, hal 32).
Suatu  perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya
sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.
Dalam  hubungan antara  likuiditas  dan
solvabilitas  ada empat   kemungkinan  yang
dapat   dialami  oleh perusahaan yaitu :
a.     Perusahaan yang likuid  tetapi insolvable
b.     Perusahaan  yang likuid  dan solvable
c.     Perusahaan yang solvabel  tetapi ilikuid
d.    Perusahaan  yang insolvabel  dan ilikuid
Tingkat   solvabilitas  diukur  dengan
beberapa   rasio,  yaitu :
a.         
Total Debt to Equity Ratio
Rumus:
Total Debt to Equity Ratio =
(Total Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Total Debt to Equity ratio 2010       = (Rp.25.786.846 / Rp.10.743.420) x 100%
                                                         =
2,4%
Total Debt to Equity Ratio 2009      = (Rp.26.640.979 / Rp. 8.814.386) x 100%
                                                         =
3,02%
b.         
Total Debt  to Asset 
Ratio
Rumus :
Total Debt  to Asset 
Ratio = (Total Hutang / Total aktiva) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
Total Debt  to Asset  Ratio 2010      = (Rp.25.786.846 / Rp.42.072.894) x 100%
                                                         =
0,612%
Total Debt  to Asset  Ratio 2009      = (Rp.26.640.979 / Rp.40.324.780) x 100%
                                                         =
0,660%
Makin
kecil  prosentase ratio  ini berarti  makin   
cepat perusahaan menjadi insolvabel. Tingkat   solvabilitas 
dapat  dipertinggi  hanya dengan  jalan penambahan  modal
sendiri dengan alternatif  sebagai berikut :
·     Menambah  aktiva
tanpa  menambah  utang atau   menambah  aktiva
relatif  lebih besar  daripada  bertambahannya  hutang.
·    Mengurangi  hutang 
tanpa   mengurangi  aktiva  atau mengurangi 
hutang  relatif  besar  daripada  berkurangnya  aktiva.
3.        
Rasio  Rentabilitas
Rentabilitas  suatu  perusahaan 
menunjukkan   perbandingan antara  laba  dengan
aktiva   atau modal  yang menghasilkan  laba tersebut.
Dengan kata  lain rentabilitas  adalah  kemampuan  suatu
perusahaan  untuk menghasilkan laba  selama  periode 
tertentu (Bambang Riyanto, 1997,     hal 35).
Adapun  cara penilaian  Rentabilitas  adalah :
a.      Gross Provit Margin (Margin Laba Kotor)
Rumus :
GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
GPM tahun 2010        = (Rp.
5.882.213 / Rp. 18.122.582) x 100 %
                                   =
0,324 %
GPM tahun 2009        =
(Rp.4.721.119 / Rp. 18.077.450) x 100%
                                   =
0,261%
b.      Net Profit Margin (Margin laba kotor)
Rumus :
NPM = (Laba setelah pajak / Total Aktiva) x 100%
Hasil dari data laporan keuangan :
NPM tahun 2010        = (Rp.
1.795.697 / Rp.18.122.582) x 100%
                                   =
0,099%
NPM tahun 2009        = (Rp.
1.203.519 / Rp. 18.077.450) x 100%
                                                =
0,066%
c.    Earning Power of Total
Investment
Rumus :
EPTI = (Laba sebelum pajak / total aktiva) x 100%
Hasil dari data laporan
keuangan :
EPTI tahun 2010         = (Rp. 2.511.764 / Rp.42.672.894) x
100%
                                   = 0,058%
EPTI tahun 2009         = (Rp.1.789.737 / Rp.40.324.780) x 100%
                                   = 0,044%
d.    Return On Equity (Pengembalian
Atas Equitas)
Rumus :
ROE = (Laba setelah pajak / ekuitas pemegang saham) x 100%
Hasil dari data laporan
keuangan :
ROE tahun 2010         = (Rp. 1.795.697 / Rp. 10.743.420) x
100%
                                   = 0,167%
              ROE tahun 2009         = (Rp.1.203.519 / Rp, 8.814.386) x 100%