Kamis, 15 Mei 2014

Review Presentasi Kelompok 9

KONSOLIDASI – PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG DAN SALING MEMILIKI SAHAM



Pemilikan Tidak Langsung
        Yang dimaksud dengan Pemilikan tidak langsung adalah investasi yang memungkinkan investor untuk mengendalikan atau mempengaruhi secara signifikan perusahaan lain tidak melalui kepemilikan saham langsung, melainkan melalui anak perusahaannya. Struktur indirect holding terdiri dari dua macam yaitu struktur induk-anak-cucu (Induk-Anak-Cucu) dan struktur afiliasi terkoneksi (Afilitas Terikat).
Indirect holding ( struktur anak cucu )
      Perushaan A mempunyai saham B 80%, B mempunyai saham C 90%, maka dari itu secara tidak langsung perushaan A memiliki (80% x 90%) = 72% saham C. Selanjutnya pada  laporan keuangan C harus masuk ke dalam laporan konsolidasi A.  Struktur ini, yang disajian adalah apakah A punya kendali atas B dan B punya kendali atas C, namun pada  akhirnya kepemilikan A atas C secara tidak langsung kurang dari 50%.
     Sebagai Contoh Perushaan A mempunyai  saham perusahaan B 80%, B mempunyai saham perushaan  C 50%, maka secara tidak langsung A memiliki 80% x 50% = 40% saham C. Meskipun kepemilikan secara tidak A atas C kurang dari 50%,  laporan keuangan perushaan C harus masuk ke dalam laporan konsolidasi A. 
      Didalam Indirect Holding ini. Berstruktukan induk-anak- cucu, dan Minoritasnya secara umum tidak langsung mempunyai hak Laba bersih perusahaan cucu, ( sebesar % kepemilikan MINORITAS x % kepemilikan anak terhadap cucu x Laba Bersih cucu)
( Mutual Holding)

Hubungan afiliasi akan semakin kompleks jika antar perusahaan induk dan perusahaan anak terjadi saling memiliki saham. Perusahaan induk satu pihak memiliki saham-saham perusahaan anak dan dipihak lain perusahaan anak juga memiliki sebagian saham-saham perusahaan induk. Apabila hal ini terjadi maka laba (rugi) dan atau kenaikan (penurunan) saldo laba yang ditahan selama terjadinya saling  pemilikan dari perusahaan-perusahaan afiliasi akan saling mempengaruhi satu sama lain.

     Satu hal yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa, terhadap saham-saham perusahaan induk yang dimiliki oleh perusahaan anak tidak boleh diperlakukan sebagai modal saham yang beredar di dalam neraca yang dikonsolidasi. Di dalam neraca konsolidasi hak-hak pemilikan saham oleh perusahaan anak atas perusahaan induk harus dieliminasi.Adapun prosedur eliminasinya dilakukan dengan cara yang sama terhadap hak pemilikan perusahaan induk pada perusahaan anak.
     
Hak control yang diperoleh dengan pemilikan tidak secara langsung:
a.Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sesudah adanya hak control oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
b.Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya kontrol oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
c.Hak control yang diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara perusahaan-perusahaan (anak).

Kamis, 08 Mei 2014

Review Presentasi Kelompok 8



PENGERTIAN DAN PENGARUH ADANYA HAK KEPEMILIKAN DAN

BEBERAPA HAL YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN HAK KEPEMILIKAN DAN ADANYA PENGARUH TERHADAP NERACA KONSOLIDASI

                       

Pengertian dan Pengaruh Adanya Perubahan Hak Pemilikan



            Penggabungan usaha merupakan usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi.

Faktor-faktor :

1.      Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan satu jenis modal saham

2.      Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan dua atau lebih jenis modal saham.

Kepemilikan perusahaan induk atau investor pada perusahaan anak/investasi mungkin berubah sebagai akibat perusahaan anak menjual saham tambahan atau perusahaan anak menjual saham miliknya sendiri.

            Perubahan dalam saldo rekening investasi saham-saham perusahaan anak dalam hal ini tidak disebabkan oleh perubahan nilai investasi seperti halnya pada metode equity.Tetapi perubahan itu disebabkan oleh bertambah atau berkurangnya jumlah relative (prosentage) pemilikan saham dari jumlah saham- saham perusahaan anak.perubahan- perubahan semacam ini tidak saja disebabkan oleh pemilikan saham perusahaan anak yang dilakukan secara bertahap, akan tetapi banyak hal- hal lain yang mengakibatkan perubahan yang serupa.



Hal yang Menyebabkan Perubahan Hak Kepemilikan dan Pengaruhnya Terhadap Neraca Konsolidasi



1.      Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, akan tetapi hak kontrol (hak yang dimiliki oleh perusahaan induk) diperoleh sejak saat pembelian saham tahap pertama.

2.      Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, dan hak kontrol diperoleh baru sesudah bebarapa tahap pembelian saham.

3.      Pembelian dan penjualan kembali sebagian dari saham perusahaan anak, yang dimiliki oleh perusahaan induk.

4.      Emisi saham (pengeluaran saham-saham baru) dan penarikan kembali saham-saham perusahaan anak yang mempengaruhi hak pemilikan perusahaan induk.

5.      Transaksi-transaksi saham yang ditarik dari peredaran (treasury stock) pada perusahaan anak.



Perlakuan Akuntansi Untuk Pembelian Saham Perusahaan Anak Yang Dilakukan Beberapa Kali.



            Sangat dimungkinkan bahwa suatu perusahaan yang telah mempunyai hak control pada perusahaan lain terus menambah hak pemilikannya dengan cara membeli saham-saham perusahaan lain dari para pemegang saham lainnya. Apabila hal ini terjadi maka mengakibatkan tidak saja perubahan di dalam saldo rekening investasi saham melainkan juga perubahan terhadap rekening laba yang ditahan (LYD) pada buku-buku perusahaan induk.


Kamis, 01 Mei 2014

Review Presentasi Kelompok 7



A.    Definisi laporan keuangan konsolidasi masalah khusus
Laporan keuangan konsolidasi masalah khusus adalah laporan keuangan gabungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak dimana dalam laporan keuangan tersebut.

B.     Masalah-masalah Khusus Dalam Laporan Keuangan Konsolidasi
a.      Laba antar perusahaan yang berafiliasi
1)      Laba atas sediaan
a)    Penjualan oleh Induk
·      Penguasaan 100%
Jurnal:
Laba Yang Ditahan, PT. Induk                                        xxx
     Persediaan barang dagangan, PT. Anak                                 xxx     
·      Penguasaan <100%

b)   Penjualan oleh Anak
·         Penguasaan 100%
Saham-saham perusahaan anak  dicatat dengan 2 metode yaitu
-          Metode harga perolehan
Rekening lawan atas kredit pada persediaan barang dagangan PT. Induk seluruhnya dibebankan pada saldo LYD, PT. Anak.
Jurnal eliminasi:
Laba Yang Ditahan, PT.Anak                                                xxx
           Persediaan barang dagangan, PT. Induk                                xxx

-          Metode equity
Eliminasi terhadap laba atas barang dagangan dan penurunan nilai persediaan barang dagangan dapat dilakukan dengan:
Jurnal eliminasi:
Laba Yang Ditahan, PT. Induk                                              xxx
           Persediaan barang dagangan, PT.induk                                  xxx

·         Penguasaan <100%
Eliminasi terhadap laba yang telah diakui atas laba dari transaksi antara PT. Anak dan PT. Induk harus dialokasikan sesuai denganhak atas laba masing-masing pemegang saham. Dalam hal PT. Induk mempunyai hak atas laba sedang selebihnya dibebankan pada pemegang saham minoritas pada PT. Anak.
-          Metode harga perolehan
Seluruh jumlah laba yang timbul harus dikurangkan dari saldo LYD PT. Anak, sebagai rekening lawan dari penurunan nilai barang dagangan yang ada pada PT. Induk menjadi harga pokoknya semula.
-          Metode equity
Rekening lawan dari pengurangan nilai persediaan barang dagangan adalah debit masing-masing saldo LYD PT. Induk dan PT. Anak yang merupakan hak atas bagian laba para pemegang saham minoritas.
Jurnal eliminasi:
Laba Yang Ditahan, PT.induk                       xxx
Laba Yang Ditahan, PT. Anak                       xxx
           Persediaan barang dagangan                                       xxx

2)      Laba Aktiva yang akan disusutkan
Penjualan aktiva tetap antar perusahaan yang harus disusutkan, dideplesi, atau diamortisasi mengakibatkan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang direfleksikan dalam akun – akun afiliasi penjual. Pengaruh dari keuntungan dan kerugian tersebut dieliminasi dari laporan keuangan perusahaan induk dan konsolidasi sampai keuntungan dan kerugian tersebut direalisasi oleh entitas yang dikonsolidasikan melalui penjualan kepada entitas lain atau melalui penggunaan dalam entitas yang dikonsolidasikan.

b.      Obligasi antar Perusahaan
Seperti halnya transaksi jual beli baik berupa barang-barang dagangan, jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas produksi lainnya. Maka sangat dimungkinkan terjadinya pemilikan obligasi (surat hutang) dari suatu perusahaan oleh perusahaan lain didalam lingkungan perusahaan yang berafiliasi. Didalam neraca yang dikonsolidasi hutang piutang tersebut harus dieliminasi (dihaspuskan), sehingga hanya obligasi yang dimiliki oleh pihak diluar perusahaan yang yang berafiliasi dilaporkan sebagai hutang obligasi.
Pada mulanya obligasi dapat dijual/dikeluarkan dengan kurs diatas maupun dibawah nilai nominalnya. Oleh karena nilai buku hutang obligasi sebelum jatuh tempo, kemungkinan berbeda dengan jumlah yang harus dibayar pada saat pelunasan hutang yang bersangkutan. Perbedaan antara harga jual obligasi dengan nilai nominalnya disebabkan karena tingkat bunga nominal (obligasi) tidak sama dengan tingkat bunga efektifnya. Akan tetapi pada saat jatuh tempo hutang obligasi akan dibayar sebesar nilai nominalnya. Oleh sebab itu nilai buku hutang obligasi harus disesuaikan secara periodik sehingga pada saat jatuh tempo, nilai buku hutang obligasi persis sama dengan nilai nominalnya. Proses penyesuaian nilai buku hutang obligasi ini dilakukan sejalan dengan proses penyesuaian biaya bunga menurut tingkat bunga nominal dengan biaya bunga efektif yang berlaku (biaya bunga yang sesungguhnya terjadi dalam hubungannya dengan hutang obligasi) sebagaimana dikenal dengan akumulasi diskonto atau amortisasi premium hutang obligasi. Dengan demikian apabila hutang obligasi dilunasi sebelum jatuh tempo, dapat dimungkinkan terjadinya laba atau rugi pelunasan obligasi.
Pada masalah obligasi antar perusahaan, metode pencatatannya hanya dibedakan berdasarkan pada :
a.       Penjualan oleh Induk
b.      Penjualan oleh Anak

c.       Saham prefferen dan saham biasa anak
1)      Saham Biasa
Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan.
Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak prosentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan.

2)      Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa.

3)      Sifat saham preferen
a)    Tidak kumulatif dan tidak berpartisipasi (TKTB), saham prioritas ini memiliki hak pemilikan/ klaim terhadap kekayaan bersih perusahaan sebatas nominalnya.
b)   Kumulatif dan tidak berpartisipasi (KTB), saham prioritas ini memiliki hak pemilikan/ klaim terhadap kekayaan bersih perusahaan sebatas nominalnya, jika semua deviden yang menjadi haknya sampai dengan tanggal terakhir telah dibagikan.
c)    Tidak kumulatif dan berpartisipasi penuh (TKB), saham prioritas ini memiliki hak pemilikan/ klaim terhadap kekayaan bersih perusahaan sebatas nominalnya.
d)   Kumulatif dan berpartisipasi penuh (KB), saham prioritas ini memiliki hak pemilikan/ klaim terhadap kekayaan bersih perusahaan sebatas nominalnya dan juga hak atas deviden yang kumulatif serta hak atas partisipasinya.

d.      Saham bonus yang dibagikan peusahaan anak
Pemberian deviden oleh anak berupa saham tidak berpengaruh terhadap kepemilikan induk. Jika deviden dibagi oleh perusahaan anak, maka pada perusahan anak akan terjadi perubahan posisi modalnya karena hal ini berarti terjadi perubahan status dari sebagian/seluruh saldo Laba Yang Ditahan menjadi Modal Statutair.
Jika setelah pembagian saham anak (saham bonus) disusun neraca konsolidasi, maka dilakukan eliminasi-eliminasi hak kepemilikan dari perusahaan induk yang diatur sebagai berikut:
-       Eliminasi modal saham dari posisi terakhir (setelah pembagian bonus saham/deviden saham anak) sebesar persentase kepemilikan.
-       Eliminasi saldo Laba Yang Ditahan dari saldo LYD pada saat tanggal terjadinya pembelian saham dikurangi dengan jumlah modal saham statutair.

1.      Contoh Kasus Masalah-masalah Khusus
a.      Laba antar perusahaan
1)        Penjualan oleh Induk
Induk menjual kepada anak barang dagangan seharga Rp. 10.000,- (harga perolehannya adalah Rp. 6.000). Yang berarti labanya adalah Rp. 4.000.
Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :






Sediaan

10.000

4.000
6.000

Kredit :






LYD Induk


4.000








2)      Penjualan oleh Anak
Anak menjual kepada induk barang dagangan seharga Rp. 10.000 (harga perolehannya adalah Rp. 6.000). Yang berarti labanya adalah Rp. 4.000.
Penguasaan 100% (Metode Equity)
Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :






Sediaan
10.000


4.000
6.000

Kredit :






LYD Induk


4.000













Penguasaan 100% (Metode Cost)
Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :






Sediaan
10.000


4.000
6.000

Kredit :






LYD Anak


4.000



Kenaikan LYD Induk







Penguasaan 80% (Metode Equity)
Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :






Sediaan
10.000


4.000
6.000

Kredit :






LYD Induk


3.200



LYD Anak


800












LYD Induk Rp. 3.200 (80% x Rp. 4.000)
LYD Anak Rp.    800 (20% x Rp. 4.000)

Penguasaan 80% (Metode Cost)
Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :






Sediaan
10.000


4.000
6.000

Kredit :






LYD Anak


4.000



Kenaikan LYD Induk








1)      Penjualan oleh Induk
Induk mengeluarkan obligasi 1.000 lembar @ Rp. 100, jangka waktu 10 tahun. Anak membeli 100 lembar dengan harga Rp. 9.400.

Tahun I


Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :












Investasi Obligasi


9.400


9.400




Kredit :












Utang Obligasi
100.000


10.000






Diskonto Obligasi
(8.000)




800




LYD Induk




200









2)      Penjualan oleh Anak

Anak mengeluarkan obligasi 1.000 lembar @ Rp. 100, jangka waktu 10 tahun. Induk membeli 100 lembar dengan harga Rp. 11.000.

Tahun I

Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :






Investasi Obligasi
11.000


11.000


Kredit :






Utang Obligasi

100.000
10.000



Premi Obligasi

8.000
800



LYD Anak


200




c.    Saham preferen dan saham biasa anak
Struktur modal anak adalah sebagai berikut :
6% saham preferen, 5.000 lembar @ Rp. 10              Rp.   50.000
Saham biasa, 10.000 lembar @ Rp. 10                       Rp. 100.000
Agio saham biasa                                                        Rp.     5.000
Laba yang ditahan                                                      Rp.   45.000
Jumlah :                                                                     Rp. 200.000

Tidak kumulatif tidak berpartisipasi (TKTB)

Saham Preferen
Saham Biasa
Jumlah
Nominal Saham
50.000
100.000
150.000
Agio Saham
-
5.000
5.000
Laba yang Ditahan
-
45.000
45.000
Jumlah :
50.000
150.000
200.000

Kumulatif tidak berpartisipasi (KTB)

Saham Preferen
Saham Biasa
Jumlah
Nominal Saham
50.000
100.000
150.000
Agio Saham
-
5.000
5.000
Laba yang Ditahan
6% x Rp. 50.000

3.000

42.000
45.000
Jumlah :
53.000
147.000
200.000

Tidak kumulatif berpartisipasi penuh (TKB)

Saham Preferen
Saham Biasa
Jumlah
Nominal Saham
50.000
100.000
150.000
Agio Saham
-
5.000
5.000
Laba yang Ditahan
  5/15 x Rp. 45.000
10/15 x Rp. 45.000

15.000


30.000
45.000
Jumlah :
65.000
135.000
200.000

Kumulatif  berpartisipasi penuh (KB)

Saham Preferen
Saham Biasa
Jumlah
Nominal Saham
50.000
100.000
150.000
Agio Saham
-
5.000
5.000
Laba yang Ditahan
6% x Rp. 50.000
Sisa :
  5/15 x Rp. 42.000
10/15 x Rp. 42.000

3.000

14.000




28.000
45.000
Jumlah :
67.000
133.000
200.000

d.   Deviden saham anak
Induk membeli 400 lembar saham anak dengan kurs 175%. Posisi modal anak adalah sebagai berikut :


Rounded Rectangle: Modal Saham 500 lembar @ Rp. 100  Rp. 50.000
Laba yang Ditahan    Rp. 27.500
 




Pada tahun tersebut, anak memperoleh laba Rp. 12.500 dan membagikan bonus 50% dari modal yang telah beredar.

Metode Equity

Metode Cost

Jurnal
Investasi pada anak    10.000
          Laba/rugi 10.000

(bagian induk Rp. 12.500 x 80% penguasaan)
Sedangkan deviden saham (stock deviden) dari 400 menjadi 600 lembar hanya dicatat didalam suatu memo.
Jurnal
           Tidak ada jurnal


Sedangkan deviden saham (stock deviden) dari 400 menjadi 600 lembar hanya dicatat didalam suatu memo.